Ini Semua Salahku.....
Cika dan lala merupakan
sahabat dekat. Dimanapun dan kemanapun mereka pergi pasti selalu bersama.
Seperti kata pepatah dimana ada gula disitu pasti ada semut. Dimana ada Cika
disitu pasti ada Lala. Walaupun cika berasal dari kalangan keluarga yang tidak
mampu, namun mereka tidak pernah saling mengejek.
***
Hari senin setelah upacara,
‘Hai, La?” Sapa Cika.
“Hai, juga Cik?” Sapa Lala. Cik,
aku mau cerita nih, kamu tau nggag kalau hari ini Ita berulang tahun,
“Benarkah… ???” kata Cika lagi.
“Iya, benar tadi malam aku di
kasih tau oleh Ibunya, dan aku diminta untuk menghadiri pesta ulang tahunnya
nanti malam. Dan kamu tau tidak, dia (Ibunya) juga mengundangmu untuk
menghadirinya juga.
“Ohhh,,, tentu saja aku pasti
akan datang, karena disana pasti banyak makanan yang enak.” Kata Cika.
“Hemmm, sepulang sekolah nanti aku akan membeli
sebuah kado yang indah dan iiissstimewa, ya sebuah baju pesta dan boneka
Barbie, pasti dia sangat menyukainya.” Kata Lala.
Bel berbunyi tanda masuk kelas, ketika pelajaran sudah
dimulai. Cika masih memikirkan tentang pembicaraannya dengan Lala tadi. Pelajaran
sudah berlangsung selama setengah jam, tetapi cika masih tetap memikirkannya, sampai
– sampai dia tidak tau, kalau ada tugas dari gurunya. Cika mulai tersadar akan
pikirannya tentang makanan yang enak, dan mulai untuk mengerjakan tugas.
Bel istirahat mulai berbunyi. Mereka pergi ke kantin belakang
sekolah bersama – sama. Mereka membeli makanan, dan mereka makan bersama –
sama. Namun, Cika masih terbayang tentang makanan yang akan dia makan, pada
ulang tahun Ita nanti malam. Bel berbunyi kembali tanda sudah masuk kelas.
***
Bel mulai berbunyi kembali, namun dengan tiga kali
dentangan. Pertanda bahwa jam pelajaran telah habis, Cika mulai berkemas –
kemas dimasukkanya seluruh buku pelajaran ke dalam tasnya. Lagi – lagi cika
teringat akan makanan pesta ulang tahun nanti malam. “Siang, Cik…!!” Sapa Lala.
“Siang juga, La..!!” Sapa Cika.
“Emmm…. Maaf ya cik, hari ini
aku tidak bisa pulang bersamamu. Karena aku akan pergi ke sebuah toko, toko
Helloo Kitty.” Kata Lala.
“Oohhh…. Begitu. Lho, tapi
bukankan kamu tadi ingin membelikannya sebuah baju pesta dan boneka Barbie yang
besar dan indah? Kata Cika.
“Oh iya, aku lupa Cik, maaf aku
tidak memberitahumu, toko baju dan boneka barbienya tutup hari ini jadi aku tidak
bisa kesana. Oke, baiklah .kalau begitu sampai jumpa ya Cik…!!” sapa Lala.
“Sampai jumpa juga La, !! sapa Cika.
Hari itu cuaca sangat panas, jadi Cika mampir sebentar di
warung pinggir jalan untuk membeli es. Sesampainya di rumah, Cika melihat
ibunya yang sedang menangis di kamar.
“Ada apa Bu, kok menangis..???”
”Adikmu harus segera dibawa ke
rumah sakit, Cik..” Kata Ibu (dengan nada kasihan)
”Memangnya ada apa Bu, kok
tiba-tiba adik harus dibawa ke rumah sakit..??”
”Begini Cik, adikmu ternyata kena
tipes dan harus dirawat di rumah sakit!”
(“Tapi¸darimana ya. Ibu bisa mendapatkan
uang? padahal kan biaya menginap itu mahal belum lagi ditambah dengan
obat-obatnya.”) Pikir Cika, dalam hati.
”Bu, aku akan pergi ke rumah
lala sebentar ya, untuk mengembalikan buku,”
”Baiklah nak, hati-hati dijalan
ya.”
. ”Iya, Bu.”
Di
depan rumahnya (Lala). Cika melihat Lala keluar dari dalam mobil sambil
mengeluarkan kado yang dibelinya.
Cika menghampiri Lala. ”La ini
bukumu yang aku pinjam kemarin, makasih ya?”
”Iya, sama-sama Cik!”
”Eh, apakah, itu kado yang akan
kau berikan pada Ita?”
”Iya, benar ini kadonya,
bukankah ini bagus?”
”Emmmm…. gimana ya.? Bagus lah,
kereennn. Apalagi gaunnya warnnyaa pink sangaaat indah, ditambah dengan manik-manik
yang berkilauan. Eh, ngomong-ngomong berapa uang yang kau keluarkan untuk
membeli kado-kado itu?”
. “Hemm…. sekitar 4 juta,”
. “Haaaaa….. 4 juta, Cika tertegun
sambil memandanginya. Oke La, kalau begitu aku pulang dulu ya?”
“Iya,” Balas Lala.
Setiba di rumah, Cika merasa kalau rumahnya sepi, dan dia
juga tidak melihat Ibu dan Adiknya disana. Tiba-tiba, salah seorang tetangganya
dating menghampirinya.
”Adikmu dibawa ke rumah sakit
nak,” Kata nya.
”Benarkah, di rumah sakit mana
bu…?”
”Di rumah sakit Bina Utama,
dekat pasar Jati.
”Ohhh, begitu! Terimakasih yha
bu..”
”Iya, sama-sama, dek..!
***
Di rumah sakit Bina Utama, Cika berjalan mengelilingi
seluruh kamar yang ada disana, sambil melihat tulisan yang sesuai dengan apa
yang dia cari. Selama setengah jam dia mencari dan akhirnya dapat ditemukan
mereka berada di kamar Anggrek no 7.
”Itu Ibu, tunjuk Cika.
”Cika, ternyata kamu sudah
sampai, maaf Ibu tidak sempat memberitahumu terlebih dahulu
”Sudahlah, tidak apa-apa Bu.”
”Maaf apakah ini dengan Ibu Dewi,?”
kata salah seorang suster disana.”
”Iya, benar, ada apa ya sus?”
”Ibu diminta untuk menemui seorang
petugas administrasi yang ada di sebelah sana.”
”Baiklah sus, saya akan segera
kesana.” (dengan perasaan sedih dan gemetar)
***
Waktu menunjukkan
pukul setengah enam sore,
”Bu, aku pulang dulu ya, karena
ada tugas yang belum aku selesaikan.”
”Iya nak, hati-hati di jalan dan
kerjakan tugas itu dengan baik.”
”Mengapa itu selalu mengucapkan
hal itu ..!!” Pikir Cika dalam hati.
Cika melihat Lala ada di depan rumahnya.
”Hai, La ada apa kamu sore-sore begini kesini…..?”
“Begini Cik. Kamu tau nggag,
kado-kado yang aku beli tadi ??”
”Ya, aku tau, memangnya kenapa
dengan kado-kado itu ?”
”Itu dia masalahnya, kado-kado
yang barusan aku beli hilaaanggg. Bagaimana ini, Cik? padahal, aku tadi hanya meninggalkannya di luar
sebentar untuk mengambil air minum. Namun, setelah aku kembali, kado-kado itu
sudah tidak ada. Aku sudah mencarinya kemana-mana, tetapi tetap tidak ketemu. Aku
bertanya kepada seluruh orang di rumah, namun mereka juga tidak mengetahuinya.”
”Hemmm,,,,, bagaimana kalau kamu
beli kado yang serupa tadi, pasti ada kan?” Usul Cika.
”Ahhh kau ini Cik,, yha ada.
Tapi permasalahannya, tokonya sudah tutup, dan di kota ini hanya ada satu toko
Hello Kitty.
”Benarkah…? Mengapa kau tidak
mencarinya di luar kota saja, pasti ada kan?”
“Iya sih, memang ada. Tapi kan
jika kesana, akan menghabiskan waktu belum membungkusnya, sedangkan pesta ulang tahunnya akan dimulai
sebentar lagi.”
“Ya, sudahlah. Beli saja kado
yang lain.”
“Huuhhh, (Lala menghela nafas)
ya sudah kalau begitu aku akan memberinya kado lain.” (Pulang dengan muka
sedih).
“La, aku mau masuk dulu ya?”
“Iya, silahkan Cik. Maaf jika
aku telah mengganggumu..”
Cika masuk ke kamar, jantungnya berdegup dengan kencang.
“Apakah aku telah melakukan hal
yang salah, maafkan aku Lala aku terpaksa melakukan hal itu. Aku tak bermaksud melakukannya,
namun apa daya aku sangat membutuhkan uang dan sepedaku yang berkaratpun sudah
aku jual. Aku memang bukan sahabat yang baik untuk kamu Lala, padahal kamu
selalu baik kepadaku. Aku menyesal, mengapa aku melakukan hal bodoh ini,,?”
(Cika sambil menangis tersedu-sedu).
Cika berlari ke luar, meminjam sepeda pada tetangganya. Dia
pergi ke sebuah toko dimana saat ia menjual gaun dan boneka Hello Kitty milik
Lala. Namun, setelah ia sampai disana, gaun dan boneka Hello Kitty itu sudah
tidak ada. Mereka sudah dikirimkan ke toko Hello Kitty lain di luar Pulau Jawa.
Dengan perasaan sedih, Cika pulang dengan tangan kosong.
***
Malam harinya, tepat pukul 7 pesta ulang tahun di rumah Ita
dimulai
Cika menyalami Ita dan memberikan hadiah yang ia bawa. Lalu
ia menghampiri Lala.
”Malam La?
”Malam, juga Cik.!”
”Emmm….. La, aku ingin
memberitahmu sesuatu nih, sesuatu yang gag akan kamu duga-duga dan yang pasti
kamu akan kaget, kita bicara di pavilliun belakang rumah Ita saja ya?”
”Emm,, oke baiklah, ayo!”
Cika dan Lala, berjalan menuju pavilliun belakang rumah
Ita.
sampailah, mereka disana… dan.
”Huuhhh,,, (sambil mengusap
keringat) Emmmm,,,,,, begini La, kamu masih ingat nggag, soal kado ulang tahun
yang kamu beli itu..??”
”Hhemmm,,, iya. Memangnya ada
apa? Aku sudah tak memikirkannya lagi, aku sudah mengikhlaskannya..!!”
”Eeeee’’, begini… se,
sebenarnya, (dengan perasaan gemetar) akulah yang telah mengambil kado ulang
tahun mu itu, La…!
”Haaa…. Apaaaa…. ??? Bagaimana,
kau bisa melakukan hal itu, Cika?” (lala terkejut-kejut, matanya terbelalak).
”Maafkan aku, Lala. Aku telah
berbuat salah, aku tidak bermaksud melakukan hal seperti itu, tetapi aku
terpaksa melakukannya, karena, Adikku sedang dirawat di rumah sakit dan Ibuku,
Ibuku sangat membutuhkan uang. Begitu aku tau, kalau kado-kado yang kau beli
untuk ita itu, harganya sangat mahal. Terlintaslah dalam pikiranku, untuk mengambilnya.
Maafkan aku La, maafkan aku. Kau boleh membenciku, tapi jangan kau benci Adik
dan Ibukku, mereka tidak tau apa-apa tentang semua ini. Dan tolong jangan kau
beritahukan hal ini pada mereka, karena jika mereka tau mereka akan sangat
sedih.” (Cika, merasa bersalah)
”Aduhh, Cika ! Mengapa kau tidak
mengatakannya saja padaku, jika kau membutuhkan uang. Jika kau bilang, aku pasti
akan memberikannya padamu.
”hik, hik, hik, hik (Cika
menangis tersedu-sedu)… Maafkan aku Lala, sekali lagi tolong maafkanlah aku.”
(Tangisannya semakin menjadi-jadi).
”Baiklah, Cika (dengan nada
sedih) aku telah memaafkanmu, tetapi kamu harus janji ya, kalau kamu tidak akan
mengulanginya lagi. Jika kamu membutuhkan sesuatu kamu tinggal bilang saja
padaku tidak usah minder, aku kan sahabatmu. Aku juga minta maaf Cika, karena
aku tidak memperhatikanmu. Besok aku akan bilang pada ayahku, agar kamu
dibelikan sepeda baru dan kita bisa berangkat ke sekolah bersama-sama lagi.”
“Trimakasih, Lala. Aku janji
tidak akan mengulanginya lagi.”
Suasana pesta di pavilliun belakang rumah Ita pun, menjadi
berubah. Tumpahlah air mata, diantara mereka berdua. Ita melihat semua kejadian
itu di balik kaca jendela pavilliunnya dan dia ikut terharu menyaksikan semua
kejadian itu.