Selasa, 11 November 2014

Puisi 4





Pernah terasa derai-derai gelombang dalam sel hidupnya
Fluktuasi ujian, cobaan yangkian datang mengahampirinya 
Mampu ia sembunyikan dengan berpoli ikhtiar dan panjatan doa kepada Tuhan
Sekian tahun lamanya terpendam dalam selam
Dalam angan dan cita-cita

Telah banyak ruang-ruang lirik yang ia timfani
Kiasan-kiasan asam garam dalam cerita hidupnya
Telah terukir rapi dalam memorinya

Rotasi waktu silih berputar, rotasi musim silih berganti
Semakin kecil otot-otot dalam tubuhnya
Namun, ketegarannya penuh berbalut taqwa
Menghiasi jiwanya yang swdang risau
Sekeras apapun ia berusaha
Dia-lah pula yang menentukan jua

by : nia


Minggu, 09 Juni 2013

Example of my drama

Text Drama 1

Eni    : Hello, Densi.This is Inti.
Densi : Oh, hello Eny, how are you?
Eni    : I`m fine and you?
Densi : Yes, I very well.Thanks.
Eni    : Are you doing anything tomorrow evening?
Densi : Well. I`m playing basket ball
Eni    : That`s a good idea.
Inti    : By the way, where will go to spend our holiday?
Eni    : Do you have any idea, Dian?
Dian  : No, I don`t
Eni    : How about going to Yogyakarta?
Inti    : Yes, I do. We will go to Yogyakarta if my parents permit me.
Dian  : That`s a good ide. I think Yogya is very farcinating pla ce. There are   
            many tourism spots such as Parang Tritis beach, Sultan place, Boro-
            budhur, and Prambanan.
Inti    : How long will we stay there?
Eni    : We will stay there for three days.
Densi : Don`t forget to eat “gudeg”. It`s  special delicious Yogyakarta food.
Dian  : Of course!
Inti    : But, how are we going there?
Eni    : How about by car? I think it`s more comfortable than by public
            transportation.
Inti    : What should we bring?
Eni    : We must bring some thick, clothes, bag, jacket, and camera digital.
Inti    : That`s O.K, so what time shall we go?
Densi : Nine o`clock.
Eni    : I`m agree!
Dian,Densi  : See you!
Eni,Inti       : See you letter, bye!


Text Drama 2

Hisyam       : Hello, Eny. This is my friend, her name is the Nia.
Eny             : Oh, hello Nia, how are you?
Nia              : I`m fine and you?
Eny             : I`m fine too thank you. By the way, what is your hobby ?
Hisyam       : I like to watch movies and read a book. What about you?
Eny             : What do you usully do in your spare time?
Eny             : I usually play sports in my spare time.
Hisyam       : Really? What kind of sports are you into?
Eny             : Basically I like all kinds of sports but I play tennis  lot lately.
Hisyam       : Do you plan on being a professional tennis player?
Eny             : Yes, I do. As  matter of fact, I am concentrating myself on a
                      serious practice. There will be a tennis tournament next   
                      month and I plan to participate.
Hisyam       : Well, I wish you good luck. I`ll be there to support you.
Syaiful        : By the way, where do plan to go for the holidays?
Nia              : I don`t know. But I`m planning to do my new hobby,
                     photography. I just bought  a camera yesterday. I wantto take a
                      pictures of my friend and upload it in my facebook account.
Syaiful        : That sound interesting, maybe we can take picture together,
                       new  photos on my facebook account.
Nia              : We can start from today. Let`s go hunting.
Nia,Syaiful : If so, see you letter!
Hisyam,Eny: See you letter, bye!



 Thanks for U're reading, may be useful...!!






Sabtu, 18 Mei 2013

cerpenisku



Ini Semua Salahku.....

        Cika dan lala merupakan sahabat dekat. Dimanapun dan kemanapun mereka pergi pasti selalu bersama. Seperti kata pepatah dimana ada gula disitu pasti ada semut. Dimana ada Cika disitu pasti ada Lala. Walaupun cika berasal dari kalangan keluarga yang tidak mampu, namun mereka tidak pernah saling mengejek.
                         ***
          Hari senin setelah upacara,
          ‘Hai, La?” Sapa Cika.
          “Hai, juga Cik?” Sapa Lala. Cik, aku mau cerita nih, kamu tau nggag kalau hari ini Ita berulang tahun,
           “Benarkah… ???” kata Cika lagi.
          “Iya, benar tadi malam aku di kasih tau oleh Ibunya, dan aku diminta untuk menghadiri pesta ulang tahunnya nanti malam. Dan kamu tau tidak, dia (Ibunya) juga mengundangmu untuk menghadirinya juga.
          “Ohhh,,, tentu saja aku pasti akan datang, karena disana pasti banyak makanan yang enak.” Kata Cika.
          “Hemmm,  sepulang sekolah nanti aku akan membeli sebuah kado yang indah dan iiissstimewa, ya sebuah baju pesta dan boneka Barbie, pasti dia sangat menyukainya.” Kata Lala.
          Bel berbunyi tanda masuk kelas, ketika pelajaran sudah dimulai. Cika masih memikirkan tentang pembicaraannya dengan Lala tadi. Pelajaran sudah berlangsung selama setengah jam, tetapi cika masih tetap memikirkannya, sampai – sampai dia tidak tau, kalau ada tugas dari gurunya. Cika mulai tersadar akan pikirannya tentang makanan yang enak, dan mulai untuk mengerjakan tugas.
          Bel istirahat mulai berbunyi. Mereka pergi ke kantin belakang sekolah bersama – sama. Mereka membeli makanan, dan mereka makan bersama – sama. Namun, Cika masih terbayang tentang makanan yang akan dia makan, pada ulang tahun Ita nanti malam. Bel berbunyi kembali tanda sudah masuk kelas.
                         ***
          Bel mulai berbunyi kembali, namun dengan tiga kali dentangan. Pertanda bahwa jam pelajaran telah habis, Cika mulai berkemas – kemas dimasukkanya seluruh buku pelajaran ke dalam tasnya. Lagi – lagi cika teringat akan makanan pesta ulang tahun nanti malam.   “Siang, Cik…!!”  Sapa Lala.
          “Siang juga, La..!!” Sapa Cika.
          “Emmm…. Maaf ya cik, hari ini aku tidak bisa pulang bersamamu. Karena aku akan pergi ke sebuah toko, toko Helloo Kitty.” Kata Lala.
          “Oohhh…. Begitu. Lho, tapi bukankan kamu tadi ingin membelikannya sebuah baju pesta dan boneka Barbie yang besar dan indah? Kata Cika.
          “Oh iya, aku lupa Cik, maaf aku tidak memberitahumu, toko baju dan boneka barbienya tutup hari ini jadi aku tidak bisa kesana. Oke, baiklah .kalau begitu sampai jumpa ya Cik…!!” sapa Lala.
          “Sampai jumpa juga La, !! sapa Cika.
          Hari itu cuaca sangat panas, jadi Cika mampir sebentar di warung pinggir jalan untuk membeli es. Sesampainya di rumah, Cika melihat ibunya yang sedang menangis di kamar.
          “Ada apa Bu, kok menangis..???”
          ”Adikmu harus segera dibawa ke rumah sakit, Cik..” Kata Ibu (dengan nada kasihan) 
          ”Memangnya ada apa Bu, kok tiba-tiba adik harus dibawa ke rumah sakit..??”
          ”Begini Cik, adikmu ternyata kena tipes dan harus dirawat di rumah sakit!”
          (“Tapi¸darimana ya. Ibu bisa mendapatkan uang? padahal kan biaya menginap itu mahal belum lagi ditambah dengan obat-obatnya.”) Pikir Cika, dalam hati.
          ”Bu, aku akan pergi ke rumah lala sebentar ya, untuk mengembalikan buku,”
          ”Baiklah nak, hati-hati dijalan ya.”
.         ”Iya, Bu.”
          Di depan rumahnya (Lala). Cika melihat Lala keluar dari dalam mobil sambil mengeluarkan kado yang dibelinya.
          Cika menghampiri Lala. ”La ini bukumu yang aku pinjam kemarin, makasih ya?”
          ”Iya, sama-sama Cik!”
          ”Eh, apakah, itu kado yang akan kau berikan pada Ita?”
          ”Iya, benar ini kadonya, bukankah ini bagus?”
          ”Emmmm…. gimana ya.? Bagus lah, kereennn. Apalagi gaunnya warnnyaa pink  sangaaat indah, ditambah dengan manik-manik yang berkilauan. Eh, ngomong-ngomong berapa uang yang kau keluarkan untuk membeli kado-kado itu?”
.         “Hemm…. sekitar 4 juta,”
.         “Haaaaa….. 4 juta, Cika tertegun sambil memandanginya. Oke La, kalau begitu aku pulang dulu ya?”
          “Iya,” Balas Lala.
          Setiba di rumah, Cika merasa kalau rumahnya sepi, dan dia juga tidak melihat Ibu dan Adiknya disana. Tiba-tiba, salah seorang tetangganya dating menghampirinya.
          ”Adikmu dibawa ke rumah sakit nak,” Kata nya.
          ”Benarkah, di rumah sakit mana bu…?”
          ”Di rumah sakit Bina Utama, dekat pasar Jati.
          ”Ohhh, begitu! Terimakasih yha bu..”
          ”Iya, sama-sama, dek..!
                        ***
          Di rumah sakit Bina Utama, Cika berjalan mengelilingi seluruh kamar yang ada disana, sambil melihat tulisan yang sesuai dengan apa yang dia cari. Selama setengah jam dia mencari dan akhirnya dapat ditemukan mereka berada di kamar Anggrek no 7.
          ”Itu Ibu, tunjuk Cika.
          ”Cika, ternyata kamu sudah sampai, maaf Ibu tidak sempat memberitahumu terlebih dahulu
          ”Sudahlah, tidak apa-apa Bu.”
          ”Maaf apakah ini dengan Ibu Dewi,?” kata salah seorang suster disana.”
          ”Iya, benar, ada apa ya sus?”
          ”Ibu diminta untuk menemui seorang petugas administrasi yang ada di sebelah sana.”
          ”Baiklah sus, saya akan segera kesana.” (dengan perasaan sedih dan gemetar)
         
                        ***
             Waktu menunjukkan pukul setengah enam sore,
          ”Bu, aku pulang dulu ya, karena ada tugas yang belum aku selesaikan.”
          ”Iya nak, hati-hati di jalan dan kerjakan tugas itu dengan baik.”
          ”Mengapa itu selalu mengucapkan hal itu ..!!” Pikir Cika dalam hati.
          Cika melihat Lala ada di depan rumahnya.
          ”Hai, La ada apa kamu sore-sore  begini kesini…..?”
          “Begini Cik. Kamu tau nggag, kado-kado yang aku beli tadi ??”
          ”Ya, aku tau, memangnya kenapa dengan kado-kado itu ?”
          ”Itu dia masalahnya, kado-kado yang barusan aku beli hilaaanggg. Bagaimana ini, Cik?  padahal, aku tadi hanya meninggalkannya di luar sebentar untuk mengambil air minum. Namun, setelah aku kembali, kado-kado itu sudah tidak ada. Aku sudah mencarinya kemana-mana, tetapi tetap tidak ketemu. Aku bertanya kepada seluruh orang di rumah, namun mereka juga tidak mengetahuinya.”
          ”Hemmm,,,,, bagaimana kalau kamu beli kado yang serupa tadi, pasti ada kan?” Usul Cika.
          ”Ahhh kau ini Cik,, yha ada. Tapi permasalahannya, tokonya sudah tutup, dan di kota ini hanya ada satu toko Hello Kitty.
          ”Benarkah…? Mengapa kau tidak mencarinya di luar kota saja, pasti ada kan?”
          “Iya sih, memang ada. Tapi kan jika kesana, akan menghabiskan waktu belum membungkusnya,  sedangkan pesta ulang tahunnya akan dimulai sebentar lagi.”
          “Ya, sudahlah. Beli saja kado yang lain.”
          “Huuhhh, (Lala menghela nafas) ya sudah kalau begitu aku akan memberinya kado lain.” (Pulang dengan muka sedih).
          “La, aku mau masuk dulu ya?”
          “Iya, silahkan Cik. Maaf jika aku telah mengganggumu..”
          Cika masuk ke kamar, jantungnya berdegup dengan kencang.
          “Apakah aku telah melakukan hal yang salah, maafkan aku Lala aku terpaksa melakukan hal itu. Aku tak bermaksud melakukannya, namun apa daya aku sangat membutuhkan uang dan sepedaku yang berkaratpun sudah aku jual. Aku memang bukan sahabat yang baik untuk kamu Lala, padahal kamu selalu baik kepadaku. Aku menyesal, mengapa aku melakukan hal bodoh ini,,?” (Cika sambil menangis tersedu-sedu).
          Cika berlari ke luar, meminjam sepeda pada tetangganya. Dia pergi ke sebuah toko dimana saat ia menjual gaun dan boneka Hello Kitty milik Lala. Namun, setelah ia sampai disana, gaun dan boneka Hello Kitty itu sudah tidak ada. Mereka sudah dikirimkan ke toko Hello Kitty lain di luar Pulau Jawa. Dengan perasaan sedih, Cika pulang dengan tangan kosong.
                        ***
          Malam harinya, tepat pukul 7 pesta ulang tahun di rumah Ita dimulai
          Cika menyalami Ita dan memberikan hadiah yang ia bawa. Lalu ia menghampiri Lala.
          ”Malam La?
          ”Malam, juga Cik.!”
          ”Emmm….. La, aku ingin memberitahmu sesuatu nih, sesuatu yang gag akan kamu duga-duga dan yang pasti kamu akan kaget, kita bicara di pavilliun belakang rumah Ita saja ya?”
          ”Emm,, oke baiklah, ayo!”
          Cika dan Lala, berjalan menuju pavilliun belakang rumah Ita.
sampailah, mereka disana… dan.
          ”Huuhhh,,, (sambil mengusap keringat) Emmmm,,,,,, begini La, kamu masih ingat nggag, soal kado ulang tahun yang kamu beli itu..??”
          ”Hhemmm,,, iya. Memangnya ada apa? Aku sudah tak memikirkannya lagi, aku sudah mengikhlaskannya..!!”
          ”Eeeee’’, begini… se, sebenarnya, (dengan perasaan gemetar) akulah yang telah mengambil kado ulang tahun mu itu, La…!
          ”Haaa…. Apaaaa…. ??? Bagaimana, kau bisa melakukan hal itu, Cika?” (lala terkejut-kejut, matanya terbelalak).
          ”Maafkan aku, Lala. Aku telah berbuat salah, aku tidak bermaksud melakukan hal seperti itu, tetapi aku terpaksa melakukannya, karena, Adikku sedang dirawat di rumah sakit dan Ibuku, Ibuku sangat membutuhkan uang. Begitu aku tau, kalau kado-kado yang kau beli untuk ita itu, harganya sangat mahal. Terlintaslah dalam pikiranku, untuk mengambilnya. Maafkan aku La, maafkan aku. Kau boleh membenciku, tapi jangan kau benci Adik dan Ibukku, mereka tidak tau apa-apa tentang semua ini. Dan tolong jangan kau beritahukan hal ini pada mereka, karena jika mereka tau mereka akan sangat sedih.” (Cika, merasa bersalah)
          ”Aduhh, Cika ! Mengapa kau tidak mengatakannya saja padaku, jika kau membutuhkan uang. Jika kau bilang, aku pasti akan memberikannya padamu.
          ”hik, hik, hik, hik (Cika menangis tersedu-sedu)… Maafkan aku Lala, sekali lagi tolong maafkanlah aku.” (Tangisannya semakin menjadi-jadi).
          ”Baiklah, Cika (dengan nada sedih) aku telah memaafkanmu, tetapi kamu harus janji ya, kalau kamu tidak akan mengulanginya lagi. Jika kamu membutuhkan sesuatu kamu tinggal bilang saja padaku tidak usah minder, aku kan sahabatmu. Aku juga minta maaf Cika, karena aku tidak memperhatikanmu. Besok aku akan bilang pada ayahku, agar kamu dibelikan sepeda baru dan kita bisa berangkat ke sekolah bersama-sama lagi.”
          “Trimakasih, Lala. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi.”
          Suasana pesta di pavilliun belakang rumah Ita pun, menjadi berubah. Tumpahlah air mata, diantara mereka berdua. Ita melihat semua kejadian itu di balik kaca jendela pavilliunnya dan dia ikut terharu menyaksikan semua kejadian itu.

 

Puisi 3



Kematian

Disaat ini mungkin aku masih bisa tersenyum
Tertawa ria dan menangis ……
Mungkin juga aku saat ini masih bisa
Menikmati pahit, manisnya kehidupan
          Tapi disaat bumi sudah mulai membeku
          Aku sudah terbaring kaku
          Hanya nama-nama Allah dan jeritan tangis
          Yang menemaniku dan yang mengantarkanku
Sampailah aku di sebuah rumah terakhirku
Selimut putih lah yang menyelimutiku
Alas tempat tidurku hanya berupa tanah
Dan sebuah atap yang berwujud tanah dan batu Nissan
          Dan disitulah tempat tinggalku
          Terakhir ……
          Baju, berselimut pun hanya sebuah
          Kain putih yang aku pakai terakhir
          (Rhienna Rama)

Puisi 2

Kau Bagaikan membran dalam hidupku
Kau menyintesisku dengan kasih sayangmu
Tiada waktu tanpa belaianmu
Tiada kata tanpa senyumanmu
            Kau telah menambah diameter tulang – 
            tulang ku
            Polineuron telah mereplikasi ensephalonku
            dan menjadi seperti arrachnoid
Nodus-nodus materi yang kau berikan
Telah berkromatik dalam hidupku
Awan petir kau tembus dengan kekuatan energimu
Hanya untuk mendekap dan melindungiku
Ibu …..
Kau memang yang terbaik
Tiada pelita dalam sel – sel haima darah ku kecuali engkau
Ibu …..
Trimakasih atas semua jasa – jasa mu. 




I Love You Mom



Minggu, 14 April 2013

Puisi 1

Mentariku telah hilang
Dulu kau selalu menyinariku
Dengan sejuta semangat kau tebarkan padaku
Kau selalu jadi tempatku berteduh
Disaat aku sedih
            Kau lukis senyum di pipiku
            Kau berikan sejuta warna-warni yang indah dalam hidupku
            Mentariku….
            Tanpa dirimu aku seperti senyawa O yang belum stabil
            Dan aku membutuhan senyawa  O lagi yaitu kau untuk stabil
Disaat detik, menit, hari, bulan, tahun, musim berganti
Sinarmu lambat laun mulai redup
Kau tak lagi menebarkan semangat padaku
Tak lagi melukis senyum indah di bibirku
Aku merasa hampa tanpa dirimu
Aku seperti sebuah batang tanpa akar
Seperti sebuah pohon tanpa daun
Aku tak mampu untuk berdiri tegak
Layaknya garis vertical yang bergelombang